Pages

Subscribe:

Selasa, 26 Februari 2013

Restoran Di Jepang Denda Pelanggan Yang Tidak Menghabiskan Makanan Pesanannya



restaurant-fines-customers-japan
‘Habiskan makananmu’ adalah sebuah ucapan yang umum diucapkan oleh orangtua kepada anaknya. Kini kalimat tersebut juga digunakan oleh sebuah restoran di Jepang kepada para pengunjungnya. Jika Anda pergi ke sebuah restoran seafood di Sapporo, Jepang dan tidak menghabiskan hidangan pesanan Anda, Anda akan diharuskan membayar “sumbangan”, seperti restoran tersebut menyebutnya, namun itu sebenarnya adalah “denda” karena Anda tidak menghabiskan pesanan Anda.
Persyaratan ini hanya berlaku untuk satu jenis hidangan saja: tsukko meshi, semangkuk penuh nasi yang diberi telur salmon sebanyak yang diinginkan oleh pemesannya. Jika mata Anda lebih besar dari perut Anda, maka Anda akan dikenai hukuman. Alasan untuk mendenda pengunjung untuk satu jenis hidangan ini adalah untuk menghormati makanan ini dan juga orang-orang (nelayan) yang telah bersusah payah memancing untuk mendapatkan bahan makanan ini. Menu ini berbunyi:
“Jika Anda tidak mampu menghabiskan makanan Anda, Anda harus memberikan sumbangan. Itu karena kondisi kerja bagi para nelayan itu begitu keras dan berbahaya, bahkan mereka bisa kehilangan nyawa mereka. Hal ini hanya untuk menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan untuk makanan yang telah mereka sediakan.”
Kebijakan ini menyoroti pendekatan yang lebih bijaksana untuk makanan Anda: mempertimbangkan usaha dan resiko yang dilalui sampai makanan tersebut terhidang di meja Anda, dan menghormatinya sebelum makanan tersebut terbuang sia-sia. Di Amerika, ukuran satu porsi makanan yang sangat besar seringkali membuat tidak terelakkan untuk akhirnya membuang sisa makanan yang tidak termakan, namun jika kita bisa meminta porsi yang lebih kecil dan mencoba lebih menghargai makanan yang kita makan, kita telah melakukan suatu perbuatan yang sederhana tapi mulia. Namun jika hal itu tidak memungkinkan, kita selalu dapat membungkus sisa makanan itu dan membawanya pulang, bukan?

Read More..

Senin, 04 Februari 2013

100 Stasiun Kereta Tersibuk Di Dunia, 82 Di Antaranya Terdapat Di Jepang


train station - busiest in the world

Baru-baru ini telah muncul di Internet daftar 51 stasiun kereta tersibuk di dunia, dan kini daftar tersebut telah berkembang menjadi 100 stasiun tersibuk di dunia.

Meskipun negara-negara lain seperti Cina dan Jerman telah turut muncul dalam daftar tersebut, Jepang dengan pulau-pulaunya yang padat penduduk masih memegang 82 stasiun di antaranya! Dan walau Jepang terlihat penuh dengan stasiun yang membuatnya terlihat seperti pabrik cokelat milik Willy Wonka, sebenarnya hanya 10 stasiun di antaranya yang benar-benar besar dan sangat sibuk.

Walau terlihat kacau, sebenarnya hampir semua kereta berjalan dengan lancar, dan para penumpangnya naik dan turun kereta dengan teratur. Masinis kereta-kereta tersebut pun profesional dan melakukan semuanya (hampir) seperti seorang perfeksionis.

Contohnya, ini adalah platform untuk Yamanote Line dari stasiun kereta tersibuk di dunia, Shinjuku Station. Terlepas dari ratusan orang yang berbaris memadati platform, kereta-kereta di sana dengan rapinya keluar masuk stasiun itu setiap 2 menit sekali, dan hanya berhenti selama 40 detik saja. Lihatlah aksi berkecepatan sedang yang teratur ini.

Bahkan saat salju turun dengan lebatnya pada tanggal 14 Januari lalu di Tokyo, kereta yang berjalan dengan teratur itu terus berlanjut. Walau hanya dalam waktu 55 detik, kita dapat melihat masinis kereta menerapkan prinsip “waktu untuk beristirahat, waktu untuk bersih-bersih kereta” dalam waktu berhenti yang singkat.
Jadwal yang tertunda mungkin saja terjadi karena berbagai hal yang tidak kita ketahui sebelumnya, namun bahkan di stasiun yang paling sibuk pun, kereta-keretanya beroperasi dengan tepat waktu.

Dan jadi tanpa basa-basi lagi, di bawah ini adalah 100 stasiun kereta tersibuk di dunia. Peringkat ini didapat melalui jumlah penumpang di stasiun tersebut per tahunnya. Namun sekali lagi, data ini adalah data-data yang mudah berubah dengan cepatnya.

(Catatan: untuk stasiun kereta selain Jepang akan dicetak tebal dengan warna merah)

1 Shinjuku (Tokyo, Japan) – Sekitar 1.260.000.000 penumpang per tahun

2 Shibuya (Tokyo, Japan) – Sekitar 1.090.000.000 penumpang per tahun

3 Ikebukuro (Tokyo, Japan) – Sekitar 910.000.000 penumpang per tahun

4 Umeda-Osaka (Osaka, Japan) – Sekitar 820.000.000 penumpang per tahun

5 Yokohama (Kanagawa, Japan) – Sekitar 760.000.000 penumpang per tahun

6 Kita-Senju (Tokyo, Japan)7 Nagoya (Aichi, Japan)

8 Tokyo (Tokyo, Japan)

9 Shinagawa (Tokyo, Japan)

10 Takadanobaba (Tokyo, Japan)

11 Namba (Osaka, Japan)

12 Shinbashi (Tokyo, Japan)

13 Tennoji (Osaka, Japan)

14 Akihabara (Tokyo, Japan)

15 Kyoto (Kyoto, Japan)

16 Sannomiya (Kobe, Japan)

17 Omiya (Saitama, Japan)

18 Yurakucho-Hibiya (Tokyo, Japan)

19 Nishi-Funabashi (Chiba, Japan)

20 Meguro (Tokyo, Japan)

21 Daimon-Hamamatsucho (Tokyo, Japan)

22 Ueno (Tokyo, Japan)

23 Oshiage (Tokyo, Japan)

24 Paris Nord (Paris, France)

25 Taipei (Taipei, Taiwan)

26 Machida (Tokyo, Japan)

27 Gare de Chatelet-Les Halles (Paris, France)

28 Kawasaki (Kanagawa, Japan)

29 Roma Termini (Rome, Italy)

30 Tamachi-Mita (Tokyo, Japan)

31 Kyobashi (Osaka, Japan)

32 Funabashi (Chiba, Japan)

33 Ayase (Tokyo, Japan)

34 Hamburg Central (Hamburg, Germany)

35 Yoyogi-Uehara (Tokyo, Japan)

36 Kamata (Kamata, Japan)

37 Gotanda (Tokyo, Japan)
 
38 Kichijoji (Tokyo, Japan)

39 Kaneyama (Aichi, Japan)

40 Musashikosugi (Kanagawa, Japan)

41 Fujisawa (Kanagawa, Japan)

42 Oimachi (Tokyo, Japan)

43 Nakano (Tokyo, Japan)

44 Tachikawa (Tokyo, Japan)

45 Iidabashi (Tokyo, Japan)

46 Kashiwa (Chiba, Japan)

47 Hakata (Fukuoka, Japan)

48 Tsuruhashi (Osaka, Japan)

49 Nishi-Nippori (Tokyo, Japan)

50 Nakameguro (Tokyo, Japan)

51 Zurich Main (Zurich, Switzerland)

52 Osaki (Tokyo, Japan)

53 Ebisu (Tokyo, Japan)

54 Frankfurt Central (Frankfurt, Germany)

55 Munich Central (Munich, Germany)

56 Otemachi (Tokyo, Japan)

57 Shin-Osaka (Osaka, Japan)

58 Mizonoguchi (Kanagawa, Japan)

59 Sapporo (Hokkaido, Japan)

60 Jimbocho (Tokyo, Japan)

61 Sengakuji (Tokyo, Japan)

62 Nippori (Tokyo, Japan)

63 Ichigaya (Tokyo, Japan)

64 Kokubunji (Tokyo, Japan)

65 Milano Centrale (Milano, Italy)

66 Yodoyabashi (Osaka, Japan)

67 Noborito (Kanagawa, Japan)

68 Wakoshi (Saitama, Japan)

69 Matsudo (Chiba, Japan)

70 Fukuoka-Tenjin (Fukuoka, Japan)

71 Shanghai (Shanghai, China)

72 Berlin Central (Berlin, Germany)

73 Totsuka (Kanagawa, Japan)

74 Kinshicho (Tokyo, Japan)

75 Cologne Central (Cologne, Germany)

76 Yotsuya (Tokyo, Japan)

77 Shin-Kiba (Tokyo, Japan)

78 Gare Saint-Lazare (Paris, France)

79 Tsudanuma (Chiba, Japan)

80 Asakadai/Kita-Asaka (Saitama, Japan)

81 Shin-Koshigaya/Minami-Koshigaya (Saitama, Japan)

82 Ebina (Kanagawa, Japan)

83 Seoul (Seoul, Korea)

84 Shimokitazawa (Tokyo, Japan)

85 Chiba (Chiba, Japan)

86 Ochanomizu (Tokyo, Japan)

87 Okachimachi (Tokyo, Japan)

88 Amsterdam Central (Amsterdam, Netherlands)

89 Dusseldorf Central (Dusseldorf, Germany)

90 Hanover Central (Hanover, Germany)

91 London Waterloo (London, England)

92 Sakae (Aichi, Japan)

93 Nihonbashi (Tokyo, Japan)

94 Kanda (Tokyo, Japan)

95 Nagatsuda (Kanagawa, Japan)

96 Hiyoshi (Kanagawa, Japan)

97 Sugamo (Tokyo, Japan)

98 Ginza (Tokyo, Japan)

99 Ogikubo (Tokyo, Japan)

100 Sendai (Miyagi, Japan)


source: http://www.japanesestation.com
Read More..